Lirik Lagu Bertemu Kembali - Melly Goeslaw & Nike Ardilla

Apihyayan Blog berbagi informasi mengenai Lirik Lagu "Bertemu Kembali" dari Melly Goeslaw & Nike Ardilla. Berikut kutipan lirik lagunya "Sering aku berfikir kapankah kamu Percaya bahwa aku bisa punya cinta Saat mampu ‘ku menilai Cinta yang hadir memberi arti …". Anda bisa berlangganan atau membeli lagu ini lewat media digital resmi seperti Google Play Music, Apple Music dan iTunes, Amazon, Qobuz, Joox, Langit Musik, Spotify, Deezer, KKBOX dan media pembelian resmi online musik lainnya atau anda bisa mendengarkannya lewat saluran Youtube. Selengkapnya Lirik Lagu Bertemu Kembali yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw & Nike Ardilla. Semoga lagu tersebut bisa menghibur anda.



Details

Lirik Lagu Bertemu Kembali - Melly Goeslaw & Nike Ardilla
Artist : Melly Goeslaw & Nike Ardilla
Judul Lagu : Bertemu Kembali
Album : Bertemu Kembali

Lirik Lagu Bertemu Kembali

Sering aku berfikir kapankah kamu
Percaya bahwa aku bisa punya cinta
Saat mampu ‘ku menilai
Cinta yang hadir memberi arti

Kegagalan cintamu bukan berarti
Bisa terjadi juga pada diriku
Salahkah diriku bila
Mencoba ‘tuk memulai lagi?

Duka pasti berlalu
Itulah harapanku
Tapi bagaimana kini aku ada dia
Tapi tak ada kamu ( ooo )

Keyakinanku ini
Bagai tekadnya hati nelayan
Perpisahan ini tak selamanya
Pasti kita bertemu kembali

Ku ingin kamu tersenyum
Kulanjutkan hidup bagai nelayan
Yang mengarungi ombak biru
Di tengah lautan
Cinta kita.

Tentang Melly Goeslaw

Melliana Cessy Goeslaw (lahir 7 Januari 1974) adalah penyanyi-penulis lagu dan pemeran Indonesia. Pada tahun 2023, Melly menjajal dunia politik dengan bergabung bersama Partai Gerakan Indonesia Raya.

Bersama sang suami, ia telah dua kali memenangkan penghargaan pada Festival Film Indonesia (FFI) sebagai Penata Musik Terbaik; masing-masing dalam Ada Apa dengan Cinta? pada 2004 dan sekuelnya Ada Apa dengan Cinta? 2 pada 2016.

Kehidupan pribadi

Melly merupakan putri tunggal dari pasangan Ersi Sukaesih dan Melky Goeslaw. Ia mulai bernyanyi di kelas lima SD, dan kemudian mulai menekuni bidang musik sejak bergabung dengan Elfa Secioria saat masih SMA. Hal ini menyebabkan Melly dan keluarganya pindah ke Jakarta untuk melanjutkan karirnya. Ketika turut menjadi penyanyi latar tur Katon Bagaskara, Melly bertemu dengan Anto Hoed, dan akhirnya menikah dengan pada 4 Agustus 1995. Mereka dikaruniai dua anak laki-laki, Anakku Lelaki Hoed (Ale) lahir pada 22 Agustus 2000, disusul anak kedua mereka, Pria Bernama Hoed (Abe) yang lahir pada 9 Mei 2003.

Karier

Ia bersama suaminya terlebih dahulu mendirikan grup musik Potret, dimana ia menjadi vokalis grup itu. Selain telah mengorbitkan banyak penyanyi, ia juga merupakan seorang komposer yang sangat hebat, dia mampu menciptakan lagu-lagu seperti di album solonya yang pertama, Melly/Self-Titled, ia mengajak Ari Lasso untuk berduet dengannya, yang berisikan lagu berjudul "Jika".

Meskipun demikian, ia mengaku jika ia sama sekali tidak bisa membaca not balok. Jika sedang mendapat inspirasi, dia selalu meminta suaminya, Anto Hoed untuk menulis notasinya. Penyanyi yang sering berdandan nyentrik ini, sempat vakum di dunia musik tanah air selama 3 tahun untuk memberi tumpuan kepada album Potret dan kelahiran anak sulungnya. Pada tahun 2002, dia mendapat penawaran untuk album lagu tema dengan didampingi suaminya, Anto Hoed. Kini namanya sangat diperhitungkan dalam belantika dunia hiburan di Indonesia dan Malaysia. Ia jago menyanyi, membuat lagu, membuat album lagu tema film, akting melalui video klipnya, menulis hingga menjadi produser film.

Ia dan suaminya tidak mau menggantungkan hidup dengan menjadi penyanyi di klub-klub. Akhirnya, berkat kerja kerasnya bersama sang suami, ia pun muncul dengan grup musik Potret pada pertengahan tahun 1990-an silam.

Pada tahun 2002, ia mendapat penawaran untuk membuat album lagu tema dengan didampingi suaminya, Anto Hoed, setelah berakhirnya era lagu tema sinetron Chossy Pratama. Album lagu tema pertamanya berjudul Ada Apa dengan Cinta? yang tidak hanya sukses di Indonesia, tetapi juga terkenal di negara Malaysia. Setelah itu, ia mendapat tawaran untuk mengisi soundtrack lagi, yaitu Eiffel... I'm in Love. Ia juga mengeluarkan album solo kedua dengan judul "Intuisi". Di album itu, ada 3 lagu yang dijadikan soundtrack untuk film yang diangkat dari cerpen karyanya sendiri dengan judul Tentang Dia. Salah satu lagu di album tersebut yang berjudul Biar Saja Ini Mengalir menjadi soundtrack film tersebut. Belum lama setelah itu, ia mendapat lagu tema lagi, yang berjudul Apa Artinya Cinta?, dengan mengajak teman duetnya, Ari Lasso. Pada tahun berikutnya, ia memulai kontrak menata musik di Starvision, menggantikan Dwiki Dharmawan yang habis masa kontraknya. Ia juga menggarap soundtrack untuk film yang sangat fenomenal, Heart. Tetapi, ia tidak ikut bernyanyi, ia dan suaminya hanya menciptakan semua lagu di dalamnya.

Tahun berikutnya, ia membuat album solonya yang ketiga dengan judul "Mindnsoul", dan merupakan album kumpulan dari lagu-lagu di album sebelumnya, serta mengeluarkan 3 lagu baru. Tak lama kemudian, ia dan suaminya mendapatkan soundtrack yang berjudul "The Butterfly". Ia mengeluarkan satu singel saja dengan judul yang sama. Pada tahun 2008 pula, ia telah menghasilkan dua buah lagu tema untuk film Ayat-Ayat Cinta yang diangkat dari novel karya Habiburrahman El Shirazy. Pada tahun 2009, ia menggarap soundtrack film yang juga diangkat dari novel karya Habiburrahman El Shirazy dengan judul "Ketika Cinta Bertasbih". Tahun berikutnya ia mendapatkan pekerjaan untuk mengisi tiga lagu tema sekaligus, yaitu: Heart 2 Heart, Kabayan Jadi Milyuner, dan Love Story. Semenjak itu ia sering disebut dengan julukan Ratu Lagu Tema, seangkatan dengan Chossy Pratama dan Dwiki Dharmawan karna telah menggarap lebih dari sepuluh lagu tema dengan suaminya.

Seperti penyanyi lainnya, ia juga mempunyai impian mengadakan konser tunggal. Pada tahun 2009, ia menggelar konser tunggal perdananya bertajuk Glow, yang diselenggarakan pada 19 Agustus 2009.

Konser dimulai sekitar pukul 20.30 WIB di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Selatan. Let's Dance Together menjadi lagu pembuka konser. Ia mengenakan gaun hitam bernyalakan lampu yang kemudian ditarik ke atas, sehingga terlihat seperti seolah-olah sedang terbang. Ia juga melakukan hal yang sama saat menyanyikan "Pernikahan Dini", yaitu salto di udara sebanyak 4 kali putaran.

Kemudian, Ello dan Tora Sudiro berduet dengannya untuk menyanyikan lagu Ada Apa Dengan Cinta? dan Jika. Tora Sudiro,  yang lebih piawai berakting pun sempat lupa lirik saat menyanyikan lagu Jika, tetapi ia bisa menutupi dengan gaya kocaknya.

Irama disko berganti dengan percintaan ala Melly. "Suara Hati Seorang Kekasih" menjadi bukti cintanya terhadap sang suami, Anto Hoed. Seperti judul lagunya, ia berusaha menunjukan cinta, kasih sayang, dan kesetiaannya dengan memberikan ciuman. Ia tampil nyentrik menyanyikan tiga tembang dari grup musik Potret.

Sahabat-sahabatnya yang menamakan diri mereka the Ladies, seperti Yuni Shara, Kristina, Krisdayanti, dan Rossa melihatnya dari bawah panggung. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada mereka, sehingga suasana pun menjadi haru.

Suasana semakin memanas, dan disko pun bergema lagi. Lagu "Tegar" dan "My Heart", yang aslinya berirama lambat, disulapnya dengan irama cepat. Dari enam gaun yang ia pakai, rata-rata bobotnya lebih dari tiga kilogram.

BBB juga ikut meramaikan konser itu. Sayangnya, Laudya Cynthia Bella tidak hadir. Meskipun begitu, Raffi Ahmad, Dimas Beck, Ayushita dan Chelsea Olivia sukses memberikan rasa terima kasihnya kepadanya.

Ia pun memberikan kejutan dengan menyisipkan tribute to Michael Jackson di tengah konser. Ia merasa perlu menghormatinya, karena telah memberikan banyak inspirasi untuknya dalam menciptakan lagu. Tiga lagu yang dinyanyikan adalah; "Ben", "One Day in Your Life", dan "You Are Not Alone".

Tak hanya itu, ia pun tak lupa dengan almarhum ayahnya, Melky Goeslaw yang wafat pada 20 Desember 2006. Untuk melepas rindu, ia berduet dengan suara digital sang ayah saat menyanyikan lagu "Malam yang Dingin"; yang membuatnya tak kuasa menahan tangis. Konser itu pun diwarnai dengan atraksi yang memukau dari tata lampu dan suara, serta lagu "Tentang Seseorang", "Glow", dan "I Just Wanna Say I Love You" yang berirama disko menutup konser pada malam itu.

Pada tahun 2010, ia menghasilkan lagu tema untuk sinetron Dari Sujud ke Sujud yang berkesinambungan dari film Ketika Cinta Bertasbih. Pada tahun 2012, ia juga telah menghasilkan soundtrack untuk tiga buah film, yaitu Brokenhearts, 18++ Forever Love dan Cinta Suci Zahrana. Ia telah menghasilkan sebuah lagu khusus untuk film Brokenhearts dengan judul yang sama. Setelah itu, SinemArt sekali lagi memberikan kepercayaan kepadanya untuk menghasilkan soundtrack film religi lainnya berjudul Cinta Suci Zahrana bersama suaminya, Anto Hoed dan film itu juga dihiasi dengan sebuah lagu yang berjudul Pengembara. Ia juga telah menghasilkan sebuah novel berjudul "Balance" yang menceritakan pandangannya terhadap dunia musik Indonesia sepanjang kariernya sebagai seniman. Pada tahun yang sama, ia menciptakan lagu untuk soundtrack film Habibie & Ainun berjudul "Cinta Sejati" yang dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari. Tujuh tahun setelahnya, lagu tersebut juga dijadikan jalur suara sinetron produksi Verona Pictures, yaitu Putri Mahkota.

Tahun 2013, ia meluncurkan sebuah album kompilasi berjudul Balance yang berisikan sepuluh lagu duet hasil ciptaannya. Album ini dijual di gerai KFC seluruh Indonesia. Ia juga telah menghasilkan lagu tema kepada film terbaru arahan Nayato Fio Nuola berjudul Apa Ini Cinta. Pada tahun yang sama, ia dan suaminya menggarap lagu tema dari novel best-seller Indonesia karya Tere-Liye dengan berjudul Moga Bunda Disayang Allah. Setelah menghasilkan single dengan judul "Akibat Pernikahan Dini", ia menghasilkan sebuah singel lagi kepada Nikita Willy dengan judul "Surat Kecil untuk Tuhan". Lagu tersebut dijadikan lagu tema untuk sebuah sinetron berjudul Surat Kecil untuk Tuhan the Series. Ia diplih menjadi salah satu tenaga pengajar untuk sebuah acara realitas di Malaysia, yaitu Akademi Fantasia musim ke-10.

Pada awal Juli 2014, ia telah memutuskan untuk menutup "mahkotanya" dengan hijab. Pasca berhijab, ia semakin aktif menciptakan lagu, menggarap album musik tema film dan sinetron, serta merambah ke dunia akting.

Pada awal tahun 2018, ia resmi hengkang dari Aquarius Musikindo dikarenakan kontraknya sudah habis, dan menggarap jalur suara untuk film terbaru arahan Rizal Mantovani berjudul Eiffel... I'm in Love 2 secara independen. Lalu, pada bulan Mei tahun yang sama, ia berkolaborasi bersama Hedi Yunus lewat lagu berjudul "Lagu Religi". Pada Juli 2018, ia telah menghasilkan singel yang didedikasikan untuk Hari Kanker Kepala dan Leher Sedunia dengan judul "Cahaya dalam Cahaya". Ia juga diumumkan menjadi pengisi lagu berjudul "Hara" ciptaannya sendiri, yang diproduseri oleh Rinaldy Yunardi. Pada 6 September, ia menggarap soundtrack untuk film terbaru arahan Rudi Aryanto, yaitu Dancing in the Rain, dengan judul "Bintang di Hati".[5][6] Setahun setelahnya, lagu tersebut juga dijadikan lagu tema serial televisi arahan Gita Djun, yaitu Samudra Cinta.

Pada akhir tahun 2019, ia menggelar konser Ada Apa dengan Cinta? 2 Live in Concert, yang juga melibatkan jalur suara ciptaannya dari film dan serial televisi lain, seperti "Pernikahan Dini", "Tegar" (dari Suami, Istri dan Dia), "Hati Yang Terpilih" (dari Cinta Suci), "Cinta" (dari Bintang), "Cinta Sejati" (dari Habibie & Ainun), "Ku Bahagia" (dari Ada Apa dengan Cinta?), "Bintang di Hati" (dari Dancing in the Rain dan Samudra Cinta), serta "Atas Nama Cinta" (dari Cinta Fitri).

Setelah itu, ia juga berduet bersama Rita Effendy untuk merilis singel ciptaan Dian Pramana Poetra dan Deddy Dhukun berjudul "Kusadari".

Ia mengawali tahun 2020, tepatnya di bulan Januari, dengan merilis singel untuk penyanyi cilik berdarah Australia-Indonesia Izellah dengan judul "Hello".[7] Kemudian, ia menghasilkan singel terbaru berjudul "Siap Terluka" yang menjadi lagu tema dari sinetron Istri Kedua di SCTV. Pada Mei 2020, ia kembali merilis singel religi terbaru berjudul "Berkumpul di Surga".

Pada tahun 2021, Melly memulai debutnya di dunia akting sinetron. Ia bermain dalam sinetron Samudra Cinta, menyanyikan 3 lagu ciptaannya, dua di antaranya adalah lagu lawas, yaitu "Gantung" dan "Ku Bahagia". Pada tahun yang sama, Melly menciptakan jalur suara untuk film perang produksi Screenplay Films dan Legacy Pictures yang berjudul Kadet 1947, dengan judul "Bakti" dinyanyikan oleh Anneth Delliecia.

Kesuksesan menulis lagu

Ia telah sukses menciptakan banyak lagu, di antaranya lagu berjudul "Jika" dengan berduet bersama Ari Lasso, kemudian disusul dengan kesuksesannya menciptakan lagu "Menghitung Hari", "Yang Kumau", "I'm Sorry Goodbye", "Surga yang Tak Dirindukan" yang dibawakan oleh Krisdayanti, serta lagu “Hati Yang Terpilih”, "Tegar" "Ayat-Ayat Cinta", "Atas Nama Cinta", dan "Hey Ladies" yang dibawakan oleh Rossa. Tidak hanya itu, ia juga telah menciptakan dua buah lagu untuk penyanyi populer dari Malaysia yaitu Siti Nurhaliza bertajuk "Biarlah Rahsia" dan "Pastikan" yang direkam di dalam album dengan judul Transkripsi, sekaligus keduanya dijadikan singel. Lagu "Biarlah Rahasia" sudah mendapat penghargaan lagu terbaik di Anugerah Planet Muzik pada tahun 2007.

Tentang Nike Ardilla

Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi atau dikenal sebagai Nike Ardilla (Sunda:ᮔᮤᮊᮨ ᮃᮁᮓᮤᮜᮣ) (27 Desember 1975 – 19 Maret 1995) adalah penyanyi, pemeran, dan model berkebangsaan Indonesia.

Ia meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas, di mana mobil Honda Civic yang dikendarainya menghantam beton di jalan Raden Eddy Martadinata, Bandung. Nike Ardilla sering dijuluki oleh penggemarnya sebagai "Ratu Rock Indonesia", meskipun di awal kariernya ia bukan penyanyi bergenre rock.

Kehidupan dan karier

1975–1988: Masa kecil dan awal karier

Nike adalah putri dari pasangan R. Eddy Kusnadi dan Nining Ningsihrat. Sejak kecil, Nike memang sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia tarik suara. Bakat menyanyi Nike mulai tumbuh sejak masih berumur 5 tahun. Darah seni Nike mengalir dari kakeknya, yang merupakan seorang penyanyi keroncong. Ketika berusia 5 tahun, Nike sudah berani tampil menyanyi saat ada acara keluarga di rumahnya. Nike kecil memang aktif dengan kegiatan-kegiatan seni. Dari mulai tarik suara, sampai dengan menari tarian daerah. Niatnya menekuni panggung tarik suara semakin serius setelah ia berhasil menjadi Juara Harapan I dalam ajang Lagu Pilihanku TVRI dan Juara Festival Pop Singer HAPMI Kodya Bandung pada tahun 1985, saat masih berusia 10 tahun. Nike juga rutin mengikuti berbagai festival musik mulai dari tingkat kecamatan, sekolah, dan pernah mewakili provinsi Jawa Barat dalam ajang Festival Pop Singer tingkat nasional.

Setelah memenangkan sejumlah kontes menyanyi, pada tahun Nike didaftarkan oleh ibunya ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Nike kemudian bergabung dengan manajemen Denny Sabri, seorang wartawan musik senior kenamaan pada masa itu. Di bawah manajemen Denny Sabri, Nike yang pada saat itu masih berstatus pelajar kelas 5 sekolah dasar sudah diminta untuk tampil di panggung-panggung pertunjukan musik rock, dengan menggunakan nama panggung Nike Astrina; nama ini diberikan dengan tujuan bahwa Nike akan menyaingi Nicky Astria, penyanyi rok wanita kenamaan pada masa itu. Nike kerap didaulat untuk menjadi penampil pembuka dalam sejumlah konser penyanyi senior, termasuk Nicky Astria, Ita Purnamasari, dan Ikang Fawzi. Karena pada masa itu Nike belum memiliki lagu sendiri, ia biasanya menyanyikan lagu-lagu rok milik musisi barat, misalnya "The Final Countdown" oleh Europe dan "Hongky Tonk Woman" oleh The Rolling Stones. Pada tahun 1986, Nike memasuki dapur rekaman dengan merilis sebuah singel berjudul "Lupa Diri", yang kemudian dimuat dalam album kompilasi bertajuk Bandung Rock Power (1987). Pada bulan Juli 1988, saat baru lulus dari bangku sekolah dasar, Nike akhirnya merekam album perdananya di bawah naungan JK Records, tetapi album tersebut gagal dirilis karena usia Nike yang masih sangat belia pada saat itu, sedangkan sebagian besar lirik lagunya bertema roman.

1989–1991: Seberkas Sinar dan kesuksesan

Pada awal 1989, Nike juga memulai karier aktingnya dengan membintangi sebuah film layar lebar berjudul Gadis Foto Model. Dalam film tersebut, Nike juga turut menjadi pengisi soundtrack, yang kemudian dirilis melalui album OST Gadis Foto Model.

Pada bulan Oktober 1989, saat ia bergabung dengan Proyek Q Records, Nike akhirnya berhasil merilis album debut Seberkas Sinar diproduseri oleh Deddy Dores. Dalam album ini, nama Nike yang sebelumnya Nike Astrina diganti menjadi Nike AR, singkatan dari Astrina dan Ratnadilla. Penggunaan nama inipun tidak terlalu lama, dan akhirnya diganti lagi menjadi Nike Ardilla.

Dominasi

Semenjak album perdana dirilis di penghujung 1989, nama Nike Ardilla masuk kejajaran artis papan atas dan diperhitungkan. Deni Sabri Management memang mempersiapkan Nike Ardilla untuk menjadi artis multi talenta, awal pembentukan Nike Ardilla menjadi artis memang disiapkan untuk menggantikan Cut Irna yang terkenal sebagai model, Meriam Bellina bintang film papan atas, dan diva rock '80-an Nicky Astria.

Jadi menurut Deni, Nike adalah perpaduan dari Nicky Astria, Meriam Bellina, dan Cut Irna. Bahkan sebelum album perdana sukses di pasaran, Nike sudah dilibatkan dalam produksi beberapa film box office di jamannya dan kegiatan yang berhubungan dengan modeling dan show di daerah-daerah dari Aceh sampai Irian Jaya.[5] 1990 adalah awal dominasi Nike Ardilla di dunia hiburan sehubungan dengan suksesnya secara komersial album Bintang Kehidupan, yang terjual 2.000.000 unit.[butuh rujukan]

Dilanjutkan dengan terpilihnya Nike Ardilla sebagai GADIS Sampul Favorit di ajang model yang sangat bergengsi. Jadwal konsernya setiap tahun penuh, tampil di acara-acara selebritas dan ajang penghargaan, membintangi beberapa film box office, bintang iklan,[6] tampil di sampul majalah, dan sebagainya. Mungkin kariernya terbilang singkat (1988-1995), hanya 6 tahun. Tapi dalam waktu singkat tersebut kariernya begitu cemerlang.

Tidak hanya di bidang musik saja Nike berkiprah, industri film tanah air pun tidak mau ketinggalan menggunakan Nike Ardilla sebagai pemeran utama di film-filmnya. Puluhan film box office dibintanginya, bahkan film daerah paling laris, Kabayan, yang sebelumnya dibintangi Paramitha Rusady sebagai tokoh wanita utamanya. Ia juga sempat tampil di salah satu sinetron dengan rating tinggi arahan sutradara Putu Wijaya yang berjudul None.

Kematian

Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di Jalan Raden Eddy Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada di sekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, barulah dalam perjalanan ke rumah sakit ia meninggal dunia.

Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang di antaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tetapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum jus jeruk.

Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tetapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibu kota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.

Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, dalam perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata, dan Nike menghembuskan napas terakhirnya.

Ia meninggal dunia di saat popularitasnya sedang memuncak. Meski sudah wafat, tetapi ia masih produktif mengeluarkan album, meskipun albumnya masih sama, hanya berganti sampul saja. Selama sejarah dunia hiburan Indonesia ada, hanya Nike Ardilla artis satu-satunya yang mendapatkan penghormatan paling tinggi di mana setiap tanggal kelahirannya dan kematiannya selalu diperingati.

Pasca kematian

Setiap tahun ribuan orang telah melakukan ziarah baik itu sehari-hari atau setiap tanggal kematiannya dan tanggal kelahirannya Nike Ardilla. Maka dengan hal tersebut dapatlah di sebutkan kalau hanya Nike Ardilla yang menjadi bukti kegemilangan budaya pop. Di mana semenjak awal kariernya, berbagai poster Nike menghiasi ruang publik, baik itu kafe, bus, TV, sekolah, dan sebagainya.

Bahkan setelah kematiannya pun nama Nike Ardilla masih mengisi ruang-ruang publik. Buktinya, tempat-tempat suci didirikan seolah-olah mentasbihkan kalau Nike Ardilla adalah pahlawan dan tokoh baru pada zaman ini, Nike Ardilla Resto and Gallery dibangun untuk mengenangnya di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Bagaikan museum, makamnya selalu ramai dikunjungi semua kalangan. Tidak salah kalau George Quinn mentahbiskan Nike Ardilla setara dengan Para wali. Kematiannya masih mampu mengisi ruang-ruang publik hingga saat ini.

Pengaruh

Tak lama setelah kematiannya namanya justru menjulang. Publik masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat satir "In Dead She Soared"[butuh rujukan] atau "Dalam Kematian Dia Melambung". Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fans Club melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan film-film Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan tempat berpulangnya Nike.

Sebuah museum juga didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Semua barang-barangnya tersimpan di sana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike. Selain itu, hampir semua album rekaman lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi penjualan. Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya.

Di Sulawesi Barat terdapat sebuah rumah makan dengan nama Rumah Makan Nike Ardilla yang berlokasi di Wonomulyo, Polewali Mandar. Setiap harinya, rumah makan tersebut memutarkan lagu-lagu Nike.

Setelah 23 tahun berpulangnya Nike, akhirnya pada tahun 2018, musisi Melly Goeslaw menceritakan kenangan bersama Nike setelah merilis lagu "Bintang di Hati" yang dirilis 7 September ini menceritakan kisah persahabatan sejati. Lagu tersebut menjadi soundtrack film Dancing in the Rain dan sinetron Samudra Cinta.

Alat Musik & Band

Tak banyak yang mengetahui bahwa seorang Nike Ardilla juga bisa memainkan alat musik seperti, Guitar, Piano, Pianika, Guitar Bass, seperti saat konser bersama Lady Avisha, Atiek CB, & mereka sempat membentuk Grub musik yang di beri nama Dennis Angel, yang memiliki personil seperti, Nike Astrina, Lady Avisha, Cut Irna, Atiek CB & Mel Shandy, band ini di bentuk tahun 1987 namun hanya bertahan satu tahun di karenakan kesibukan masing-masing personil.

Pemberitahuan/Notice: Situs blog ini tidak menyediakan Streaming ataupun Download Mp3 nya karena itu melanggar hak cipta. Dan lirik lagu ini sepenuhnya hak cipta pemiliknya seperti penulis, artis, dan label yang bersangkutan.