Apihyayan Blog share mengenai Mutiara Kata Cinta Kahlil Gibran yang indah dan sarat dengan makna. Simak saja Kata Mutiara Cinta Kahlil Gibran di bawah ini. Baca dan dapatkan inspirasi di dalamnya
Mutiara Kata Cinta Kahlil Gibran
"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." (Kahlil Gibran)
"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang" (Kahlil Gibran)
"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..." (Kahlil Gibran)
"Jangan menangis, Kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah... kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan" (Kahlil Gibran)
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)
"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)
"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya" (Kahlil Gibran)
"Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku... sebengis kematian... Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara..., di dalam pikiran malam. Hari ini... aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan... sekecup ciuman" (Kahlil Gibran)
“Mencintai adalah masalah penting bagi manusia. Bila kita mampu mengurai cinta, maka hakekat cinta akan berubah menjadi sesuatu, itulah kenyataan cinta. Cinta memang tidak mudah untuk dimengerti”
“Cinta ada di dalam jiwa sendiri, bukan di dalam raga, dan laksana anggur, cinta membangkitkan diri kita untuk menerima Cinta Illahi”
“Sekarang masjid dan gereja – gereja juga batu Ka’bah, Qur’an dan Injil bahkan tentang seorang martir, semua ini bisa diterima hatiku karena agamaku adalah cinta dan hanya cinta”
“Apabila engkau mencintai, janganlah berkata; “Tuhan ada di dalam hatiku” Tetapi sebaiknya engkau merasa: “Aku berada di dalam Tuhan” Dan juga jangan mengira, bahwa engkau dapat menentukan arah jalannya cinta, karena cinta apabila telah memilihmu, dia akan menentukan perjalanan hidupmu”
“Memang benar bahwa di dunia akan cukup tangkas mengecam Anda sebagai orang gila karena berjalan berlawanan dengan dunia. Dan anda tidak akan heran jika anak – anak dunia menertawakan anda. Karena jalan pada cinta Tuhan adalah ketololan bagi dunia, tetapi bagi anak – anak Tuhan inilah kebijaksanaan. Karena itu, manakala merasakan api suci dari anak – anak Tuhan ini, dunia langsung berubah jadi tolol dan melupakan diri mereka sendiri. Tetapi bagi anak – anak Tuhan, hal yang dianggap rendah oleh dunia adalah harta terbesar”
“Waspadalah, saudaraku tercinta, terhadap pemimpin yang berkata; “Kecintaan kepada kehidupan mewajibkan kami mengambil hak rakyat kami” Karena itu kepadamu aku berkata bahwa membela hak orang lain merupakan insan yang terluhur, dan apabila dihadirkan di bumi membuatku harus membunuh sesama umat, maka kematian kupilih sebagai kehormatan”
“Tuhan telah membangkitkan jiwa kalian di dalam kehidupan ini bagaikan cahaya yang bersinar. Ia tumbuh dengan makrifat dan akan semakin mempesona karena mengetahui rahasia – rahasia siang dan malam, lalu mengapa kalian menaburinya dengan abu agar padam? Tuhan telah memberi jiwamu sayap, agar dapat terbang melayang – layang di angkasa cinta dan kebebasan. Lalu mengapa kalian mencampakkan sayap – sayap itu dengan tanganmu sendiri, lalu kalian merayap seperti binatang di permukaan bumi?”
“Dia mencari penyatuan bersamaku di istanan kejayaan, yang dia bangun diatas tengkorak kelemahan, atau dalam emas dan perak. Tetapi aku akan muncul padanya di rumah sederhana yang dibangun Tuhan, di atas gundukan arus – arus perasaan. Kekasihku mencintaiku dan mencariku dalam ciptaan – ciptaannya, tetapi dia hanya akan menemukanmu dalam ciptaan – ciptaan Tuhan”
“Musuh berkata padaku, “Cintailah musuhmu” Dan aku mematuhinya serta mencintai diriku”
“Jiwaku berkata padaku dan menasehatiku agar mencintai semua orang yang membenciku, dan berteman dengan mereka yang memfitnahku. Jiwaku menasehatiku dan mengungkapkan kepadaku bahwa cinta tidak hanya menghargai orang yang mencintai, tetapi juga orang yang dicintai. Sejak saat itu bagiku cinta ibarat jaring laba – laba di antara dua bunga yang dekat satu sama lain. Cinta menjadi tanpa lingkaran cahaya yang tanpa awal dan tanpa akhir”
“Seseorang yang menerima memang tidak menginsafi apa yang diterimanya, tapi seseorang yang memberi dengan tulus dan menanggung beban dari kesadaran dirinya sendiri, akan menginsafi bahwa apa yang diberikannya dimaksudkan demi cinta persaudaraan, dan ke arah pertolongan yang bersahabat, bukan untuk pemuliaan diri”
“Keraslah kehidupan orang yang menginginkan kematian tetapi terus hidup demi mereka yang dicintainya”
“”Aku telah mencintai semua orang, banyak sudah aku mencintai mereka. Dalam pandanganku ada tiga jenis manusia yang aku cintai; Pertama, karena keputusasaan; Kedua, karena kedermawanan; Ketiga, karena pengertian”
“Mereka katakan jika orang memahami dirinya, dia memahami semua orang. Tetapi aku katakan padamu, apabila orang mencintai seseorang, dia belajar sesuatu mengenai dirinya sendiri”
“Kuingatkan padamu, janganlah bertarung untuk merebut singgasana cinta, karena cinta dan keindahan selalu akan tunduk dalam damai”
:Ingatlah ketika cinta memandang, ia adalah sebuah penyakit antara daging dan tulang, dan hanya ketika masa muda telah lewat, rasa sakit akan memberi kekayaan dan penderitaan membawa pengetahuan”